Mengenal ikan palmas jantan dan betina, penyakit berikut cara membudidayakannya

 

Ikan Palmas adalah  salah satu jenis ikan hias yang saat ini memilki peluang pasar yang cukup menjanjikan, mengingat permintaan akan jenis ikan ini terus meningkat baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini tentunya menjadi kesempatan bagi kita untuk turut mengambil manfaat dengan mencoba untuk membudidayakan ikan palmas ini. 

ikan  palmas congicus
sumber: 1.bp.blogspot.com

Pada postingan sebelumnya telah diulas mengenai klasifikasi ilmiah ikan palmas serta beberapa hal lain dalam upaya pengenalan terhadap ikan palmas khususunya bagi dulur pemula. Dan untuk mengenal ikan palmas lebih lanjut, silahkan dulur simak ulasan berikut dibawah ini.

A. Mengenal jenis jantan dan betina ikan palmas

ikan palmas
sumber: 1.bp.blogspot.com

Untuk mengenali jenis jantan dan betina pada ikan jenis ini, pengamatannya bisa dilakukan saat usia ikan dewasa sekitar 1,5 tahunan. Dibanding ikan palmas betina sirip anal pada pejantan  nampak lebih tebal dan lebar. Demikian pula dengan sirip punggung keduanya juga  beda, ketimbang ikan palmas betina sirip punggung pada palmas jantan terlihat lebih besar.

B. Mengenal penyakit ikan palmas

Ikan palmas termasuk ikan yang tangguh, sisik keras yang dimiliki menjadi proteksi dari jenis luka yang mengakibatkan infeksi bakteri, jamur ataupun parasit. 

Meski begitu tidaklah kemudian kita bisa sembrono dalam pemeliharaan ikan jenis ini. Tetap waspada bahkan sebelum memasukan ikan palmas yang baru diperoleh sebaiknya diseterilkan terlebih dahulu sebagai langkah antisipatif. Dan langkah yang paling efektif adalah memasukkan ikan palmas baru tersebut kedalam air yang telah diberi campuran formalin untuk dimandikan sementara sebelum menempati akuarium pemeliharaan.

Ciri yang nampak pada kondisi ikan palmas yang terinfeksi dapat dikenali dari tingkah laku ikan tersebut yang suka menggarukan tubuhnya kedasar atau dinding-dinding akuarium.

C. Cara membudidayakan ikan palmas

Untuk membudidayakan ikan palmas ini, dulur coba perhatikan dan fahami dulu point-point dibawah ini:

Pemilihan indukan ikan palmas

Sebagaimana umumnya dalam membudidayakan ikan ataupun hewan lainnya, langkah awal yang perlu dipersiapkan adalah pengadaan calon indukan yang akan dikawinkan, dan juga media untuk menempatkan pasangan calon indukan tersebut.

Jika memang dalam pengadaan calon indukan tersebut dulur peroleh dari hasil membeli, maka kami sarankan untuk membeli pada penangkaran atau pembudidaya ikan palmas yang benar- benar terpercaya. Karena bagaimanapun peran indukan sangat penting dalam budidaya karena akan berdampak langsung pada produk yang dihasilkan nantinya.

Diharapkan dengan indukan yang berkualitas akan memungkinan kita untuk memperoleh generasi yang berkualitas pula.  Indukan palmas yang berkualitas memiliki kondisi yang sehat juga bentuk tubuh proporsional tidak cacat. Selain itu usia dari indukan palmas baik jantan maupun betinanya sudah matang gonad atau telah mencapai umur 1,5 (satu setengah) tahunan. Dan ciri lain yang nampak dari indukan palmas jantan yang berkualitas adalah memliki sirip anal lebih lebar dibanding sirip anal pada ikan palmas betina yang relative kecil.

Pengadaan tempat (media) pemijahan 

Setelah kita peroleh indukan palmas jantan dan betinanya , maka Langkah berikutnya  adalah mengadakan media pemijahan. Media pemijahan yang akan digunakan untuk menempatkan pasangan indukan tersebut perlu disesuaikan dengan cara pemijahan yang dulur akan lakukan.

Barangkali penting untuk diketahui oleh dulur yang pemula bahwa pemijahan bisa dilakukan dengan beberapa cara, dua diantara cara alamiah yang mudah untuk dilakukan adalah dengan cara pasangan dan juga dengan cara masal.

Dan media pemijahan yang cocok untuk pemijahan cara pasangan 1:1 adalah media yang berukuran 50cm-75cm-40cm. Sementara untuk pemijahan cara masal 2:3 (jantan 2 ekor dan betina 3ekor) , media yang idealnya yaitu media yang memilki ukuran dua kali lipat dari media pemijahan cara pasangan, atau media dengan ukuran kira-kira 100cm-150cm-40cm.

Pada media pemijahan tersebut sebaiknya juga dilengkapi dengan alat aerator atau alat submersible, hal ini berguna untuk memberi kenyamanan ikan dan  juga keberhasilan proses pemijahan.

Media pemijahan yang telah dipersiapkan tersebut selanjutnya diisi dengan air bersih kurang lebih mencapai ketinggian 25 cm. Dan akan sangat baik jika sebelum air tersebut dimasukan kedalam media terlebih dahulu sudah diendapkan atau diaerasi sebelumnya minimal 24 jam. 

Tujuan dari pengendapan atau pengaerasian tersebut selain dapat memperkaya kandungan oksigen yang terlarut,  juga untuk menetralisir klorin serta kandungan racun lain yang ada pada air. parameter air yang cocok untuk ikan ini memiliki suhu 26 - 27°C serta kisaran pH air 6,5 – 7.

Selain ada kelengkapan alat aerator ataupun submersible dalam media pemijahan juga perlu dipersiapkan substrat. Substrat ini bisa berguna sebagai tempat menempelnya telur-telur yang keluar dari hasil pemijahan. Substrat bisa dibuat dari tali plastic yang disisir lembut seperti pembuatan alat monceng. 

Tahap selanjutnya adalah memasukkan indukan tersebut kedalam media pemijahan, biarkan indukan berinteraksi saling mengenal satu sama lainnya.

Pengadaan media (tempat) penetasan

Setelah selesai indukan palmas kita masukan kedalam media pemijahan, langkah selanjutnya kita siapkan media penetasan. Media tersebut kita lengkapi dengan aerator, jangan lupa kondisi air yang bakal dimasukkan kedalam media penetasan  tersebut  sudah diendapkan atau diaerasikan dulu sama seperti halnya air untuk media pemijahan. 

Dan untuk menjaga agar tidak timbul penyakit jamur yang dapat mengganggu penetasan telur maka baiknya kita teteskan cairan anti jamur kedalam air yang akan digunakan kedalam media penetasan.

Pada umumnya jika seleksi indukan kita lakukan dengan tepat, maka pada hari ke 2 atau sampai hari ke 3, substrat sudah dipenuhi telur-telur ikan palmas. Jika kondisi demikian berarti ikan telah selesai melakukan perkawinan.

Dari beberapa pengalaman baik pribadi ataupun dari dulur prupus yang saya kenal. Saat ikan telah selesai melakukan perkawinan, ada diantara dulur prupus membiarkan telur tetap ditempat pemijahan, mereka hanya mengangkat indukan dan memasukannya ke media perawatan. Sementara ada pula yang memilih mengangkat substrat yang dipenuhi telur tersebut untuk kemudian dipindahkan kedalam media penetasan.

Dalam hal perbedaan cara tersebut tentunya masing-masing memiliki alasannya tersendiri. Saya pribadi lebih suka mengangkat substrat tersebut untuk dipindahkan ke media penetasan meski sedikit ribet dan perlu hati-hati. Alasan saya pribadi kondisi air penetasan yang saya persiapkan lebih aman dan steril ketimbang air di media pemijahan.

Memasuki hari ke 3 dan ke 4 biasanya  kondisi telur yang melekat disubstrat sudah menetas. Dalam kondisi tersebut sebaiknya biarkan saja hingga semua telur menetas sempurna.

Terhitung  tiga hari setelah penetasan atau tepatnya pada hari ke 8 substrat yang ada di media penetasan kita angkat. lakukan dengan hati-hati sembari substrat tersebut digoyang-goyangkan untuk mengusir burayak yang barangkali menyelinap dan bersembunyi pada substrat tersebut.

Setelah substrat berhasil kita angkat kemudian kita cuci dan jemur untuk kita gunakan pada pemijahan berikutnya. Kotoran telur-telur yang tidak menetas di media pemijahan kita bersihkan dengan cara disifon. Lakukan penyifonan dengan hati-hati jangan sampai burayak ikut tersedot keluar.

Saat tonjolan plasenta diperut burayak sudah tidak nampak sebaiknya segera kita beri makanan. Dan agar kondisi air tetap terjaga baik, jenis makanan yang kita masukan sebaiknya pakan hidup baik berupa artimea ataupun kutu air yang masih lembut. Selain dapat menjaga kebersihan media penetasan pakan jenis tersebut sangat cocok dengan ukuran burayak palmas.

Memasuki usia 12 hari terhitung sejak menetas, dulur bisa coba pakan pabrikan yang berbentuk serpihan lembut. Takaran harus tepat jangan berlebihan dan terlalu sering. Lakukan dengan cara sedikit-sedikit dulu  dan perhatikan jangan sampai pakan tersebut banyak tersisa didasar media.

Pengadaan media (tempat) pembesaran

Pada minggu ketiga atau  saat usia burayak genap dua puluh hari, kondisi burayak nampak lebih kuat maka segera saja kita pindahkan mereka ke media pembesaran. Dan untuk mencegah jangan sampai populasi terlalu padat penyediaan media pembesaran harus luas. Kalaupun tidak ada lahan luas untuk menampung burayak tersebut, dapat diusahakan dengan cara membagi burayak tersebut dengan beberapa media pembesaran. Terpenting burayak tersebut memiliki ruang cukup untuk tumbuh besar.

Demikian bahasan yang dapat saya sampaikan kali ini, atas segala kesalahan dan kekhilafannya kami haturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih pada dulur-dulur semua yang telah berkenan mampir di blog ini. Harapan kami semoga postingan ini dapat membantu dulur yang butuh informasi ikan palmas ini, dan salam p r u p u s slalu……….



Comments

HITS POST

6 jenis ikan sepat hias yang cocok untuk akuarium

Mengenal ikan sepat hias jantan dan betina berikut cara membudidayakannya

Mengenal Ikan Channa