Panduan Lengkap Budidaya Ikan Cupang

 


I.    Profil singkat ikan cupang

Sebagaimana ikan betta sp, cupang hias termasuk kedalam ordo labyrinthici dari familia anabantiadae. Jadi masih keturunandenggan kissing gourame, sepat dan ikan betik. Cirikhas dari ordo ini adalah kemampuannya bernafas dengan jalan  mengambil oksigen langsung dari udara. Hal ini dimungkinkan karena adanya pernafasan yang dikenal dengan nama labyrinth, yang terletakdidalam rongga  insang sebelah atas. Karena itu, tak mengherankan jika ikan memiliki kesanggupan untuk hidup ditempat yang memiliki kandungan oksigen terlarut sedikit. Nenek moyang ikan ini di alam umumunya didaerah rawa-rawa, pesawahan, dan daerah aliran sungai yang dangkal. Mereka hidup berkolonisecara damai di perairan yang terlindung dari sinar matahari langsung. Tempat tersebut umumnya memiliki air dengan derajat keasaman atau pH antara 6.5 – 7.2, dengan kesadahan berkisa7-10⁰ HD, dan suhu air sebesar 24-30 c.

Cupang hias berkembang biak dengan cara bertelur. Mereka dikenal sebagai ikan yang merawat dan atau menjaga telurnya hingga menetas. Telur yang dihasilkannya dilekatkan pada sarang yang dibuatnya sendiri, gambaran singkat proses pemijahan cupang hias sebagai berikut. Sebelum memijah cupang jantan akan membuat sarangnya sendiri sebagai tempat bulan madunya. Setelah buih terkumpul cukup banyak, cupang jantan akan mengajak cupang betina kawin. Kadang  bila ajakan lembut  tidak direspon sibetina, cupang jantan akan bertindak kasar memaksa si betina agar mengeluarkan telurnya. Sibetina akan dililit, digigit saling bergumul. Begitu si betina mengeluarkan telurnya dengan sigap cupang jantan segera membuahinya. Kemudian satu persatu telur-telur  tersebut dipungutinya dan ditempelkan pada buih-buih  yang ada.

Meskipun cupang  jantan punya karakter kasar suka memaksa namun cupang jantan punya tanggung jawab besar, karena cupang jantanlah yang merawat dan menjaga telur-telur tersebut sampai menetas. Sementara cupang betina setelah mengeluarkan telur-telurnya ia akan menjadi predator yang ingin memangsa telur dan anaknya sendiri ketika menetas. Biasanya telur-telur tersebut  menetas  sekitar 2-3 hari. Dan cupang jantan  akan setia menjaga dan merawat sampai burayak (anakan ikan) mampu berenang sendiri.

Diawal kemunculan ikan cupang  hias ini hanya dikenal dengan siripnya yang merumbai-rumbai atau dikenal dengan nama slayer, sekarang keragaman bentuk sirip dan corak warna tubuhnya lebih variatif.

Berkat usaha keras serta ketekunan para pembudi daya ataupun para hobis, cupang hias terus bermunculan dalam berbagai varietas baru yang lebih unggul, hal ini sengaja dilakukan selain sebagai langkah pemenuhan permintaan pasar juga untuk menghindari kejenuhan konsumen terdap jenis ikan ini.

Keberhasilan penemuan varietas baru unggul dapat membuka pula kemungkinan untuk mengekspor ikan cupang hias ini keberbagai Negara,baik asia,eropa ataupun Amerika. Tentu saja hal ini harus dibarengi upaya untuk menjaga kontinuitas produksi sehingga produksi tidak terganggu atau terputus. Sebab untuk pasar ekspor umumnya pasokan yang diminta cukup tinggi dengan frekuensi teratur, maka dari itu sangat diperlukan kesinambungan produksi, jaminan kualitas unggul dan harga bersaing dengan negara lain yang juga menghasilkan  ikan ini. Samapai saat ini  peluang pasar ekspor ikan cupang hias masih sangat terbuka dan menjanjikan.

II.    Sarana  yang dipersiapkan

Beberapa hal yang sangat penting  dan harus perhatikan dalam proses pemeliharaan ikan cupang hias adalah sebagai  berikut:

  •     Pertumbuhan dan perkembangan ikan
  •     Warna ikan
  •     Harus diupayakan aktifitas ikan sesuai dengan lingkungannnya.
  •     Pemberian pakan harus teratur dan sesuai dengan kebutuhannya
  •     Pergantian air harus disesuaikan  dengan kebutuhan.
  •     Kepadatan jumlah ikan harus disesuaikan dengan pola hidup keadaan tempat pemeliharaan .
  •     Pencegahan penyakit dan hama yang dapat menyerang ikan tersebut
  •     Pengontrolan kondisi ikan.
  •     Pemisahan setiap jenis ikan.

Sementara itu sesuai dengan tujuan beternak atau budidaya ikan, yakni agar memperoleh keturunan dan memperbanyak populasi ikan dengan cara memproduksi lewat bantuan manusia, maka  hasil yang sangat diharapkan tentu saja secara kuantitas maupun kualitas lebih baik dibanding dengan perkawinan alami ikan cupang di habitat asalnya.

Harapan tersebut sangat mungkin dapat dicapai sebab dalam usaha budidaya faktor-faktor yanag dapat merugikan selama proses perkawinan dihabitat aslinya dapat diminimalisir.

Agar  tujuan budidaya  dapat berhasil  tercapai , langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan berbagai sarana budidaya yang diperlukan. Dalam pengadaan sarana budidaya ini sebaiknya harus sesuai dan menjamin terpenuhinya syarat hidup dan kenyamanan cupang hias tersebut. Semakin sesuai sarana yang diperlukan dengan kondisi riil habitat asli dan syarat hidup cupang tersebut, otomatis tingkat kegagalan dapat ditekan seminimal mungkin.

Persiapan lain yang harus dilakukan adalah penjadwalan pengawinan. Penjadwalan yang baik dan teratur  akan memudahkan proses selanjutnya pasca pemijahan, baik kaitannya dengan proses pemeliharaan maupun dengan pemasaran nantinya.

Beberapa sarana yang sangat menentukan dalam budidaya ikan cupang hias ini antara lain sebagai berikut:

  • Sarana perawatan induk yang meliputi akuarium soliter dan sifon dengan diameter yang cukup besar.
  • Sarana pemijahan yang meliputi akuarium pemijahan dan sifon dengan diameter kecil.
  • Sarana pendederan dan pembesaran burayak ,meliputi wadah atau bak pendederan, akuarium soliter atau stoples dan sifon dengan diameter cukup besar.

Selain berbagai sarana seperti diatas , hal yang tidak bisa diremehkan juga adalah ketersediaan air dan  pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan syarat hidup ikan cupang hias yang kita budidaya. Dan tentunya juga bagi para pembudidaya penting untuk menguasai pengetahuan mengenai berbagai penyakit dan hama  beserta penanggulangannya.

III.   Kualitas air yang dipersiapkan

Seperti pada pemeliharaan ikan hias pada umumnya , kualitas air yang digunakan dalam  pemeliharaan ikan cupang harus disesuaikan dengan syarat hidupnya . sehingga pertumbuhan dan perkembanganya akan  berjalan  secara optimal.

Ada empat faktor yang harus diperhatikan dan dijadikan dasar dalam menentukan kualitas air yaitu:

  1.     Derajat  keasaman (pH)
  2.     Kesadahan
  3.     Ammonia dan nitrit
  4.     Oksigen terlarut


1.       Derajat  keasaman (pH)

Derajat keasaman dapat didefinisikan sbagai besarnya kandungan hydrogen didalam air. Disebut juga pondus hydrogenii. Hubungan pH dengan ikan sangat erat. Titik kematian biasanya pada pH 4 atau 1 dan pH 11 atau basa. Demikian juga reproduksi atau perkembangan ikan dan juga keberadaan bibit penyakit sangat tergantung pula pada pH.

Nilai pH berkisar antara 1-14. Makin rendah nilainya ari digolongkan makin asam,sebaliknya makin tinggi nilainya air digolongkan makin basa. Dan jika nilainya 7 berarti netral. Dihabitat aslinya ikan cupang sangat cocok berkembang pada kondisi air yang memiliki pH sebesar 6,2-7. Umumnya air tanah di Indonesia memiliki pH sebesar 5-6,8. Untuk itu seringkali air yang akan digunakan sebagai media pemeliharaan  terlebih dahuluharus ditambahkan kapur bordo  sebesar 2inchi persatu liter air biar tercapai pH ideal. Akan tetapi jika air yang akan dipakai memiliki pH diatas netral maka sebaiknya diberi daun ketapang kering atau palakium clarkeanum agar bisa diadapat pH yang ideal. Untuk wadah kecil seperti toples atau akurium kecil cukup dikasih daun ketapang 1 lembar. Sementara untuk wadah yang luas sebaiknya diberi daun ketapang 5-7 lembar.

Untuk mengetahui ketepatan pH pada air yang akan digunakan sebagai media pemeliharaan maka  dapat dilakukan dengan pengukuran sederhana yaitu dengan memakai kertas lakmus (dapat diperoleh di toko-toko kimia). Caranya  kertas lakmus tersebut dicelupkan kedalam air yang akan diukur pH nya. Selanjutnya perhatikan perubahan  yang terjadi pada kertas lakmus tersebut kemudian cocokkan warna kertas lakmus dengan warna indicator yang tersedia. Dari persamaan atau kecocokan warna itu akan diketahui besar kecilnya pH air tersebut.

Selain dengan cara sebagaimana diatas pengukuran dapat  pula dengan menggunakan tetratest pH. Caranya dengan mengambil air yang akan diukur sebanyak 5 ml, kemudian teteskan tetratest pH sebanyak 7 tetes kedalam air tersebut . Kocok pelan-pelan sampai terjadi perubahan warna selanjutmya cocokkan dengan nilai  pH  pada indicator yang tersedia.

Ketidak  idealan pH air yang akan digunakan sebagai media budidaya ikan cupang sangat berpengaruh terhadap tingkat perkembangan dan pertumbuhan ikan cupang. Gejala awal yang nampak dari pengaruh kurang idealnya pH air dapat dilihat dari gelagat dan perilaku ikan. Biasanya ikan cupang hias akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:

  1.     Kehilangan nafsu makan.
  2.     Gelisah sradak-sruduk  dan cara berenang ikan tidak stabil
  3.     Kondisi sisik kasar.
  4.     Tidak mampu berkembang biak atau bertelur
  5.     Pertumbuhan menjadi terhambat


2.       Kesadahan

Kesadahan air dapat didefinisikan sebagai banyaknya mineral dalam air seperti kalsium atau kapur (Ca), madnesium (Mg), seng (Zn) dan mangan (Mn). Mineral yang dijadikan standaed pengukuran kesadahan air adalah kadar kandungan Ca dalam bentuk Ca CO₂. kesadahan air dinystakan dalam derajat kesadahan atau kekerasan (⁰dH). Secara umum kisaran keselarasan anatara derajat kesadahan dengan kadar Ca CO₂ dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Kesadahan air

Kadar CaCO₂ (mg/l)

⁰dH

Lunak

Sedang

Keras

Sangat keras

0-75

75-150

150-300

>300

0-4

4-8

8-16

>16

Dihabitat asalnya , ikan cupang sangat cocok berkembang pada kondisi air yang memiliki kesadahan  8⁰-10⁰ dH. Untuk mengetahui kesadahan ari dapat menggunakan alat ukur sainity tester atau hardness meter. Atau bisa juga dengan cara mencicipi air tersebut. Bila rasanya seperti air payau, berarti tingkat kesadahannya berkisar 11⁰-15⁰ dH , jika  rasa air tawar meski sudah dibubuhi garam , berarti tingkat kesadahan berkisar antara 5⁰-8⁰ dH.

Untuk mengatasi kasus air yang memiliki derajat kekersan atau kesadahan terlalu tinggi adalah dengan cara menambahkan aquades kedalamnya. Dosisi atau takaran  yaitu sebesar selisih derajat kesadahan yang terjadi dengan perbandingan 1:1. Contohnya air yang akan digunakan memiliki derajat kesadahan sebesar 18 . untuk menurukan derajat kesadahan menjadi 8 maka kita hitung selisihnya 18-8=10. Jadi aquades yang perlu ditambahkan sebesar (10/18)x 100%=55,5%. Jika banyaknya air  semisal 1000ml, berarti dibutuh aquades sebanyak 55.5%x 1000ml=555ml.

3.       Ammonia dan nitrit

Amonia adalah gas buangan hasil metabolism ikan , baik dari kotoran ikan sendiri maupun sisa pakan. Sisa pakan umumnya membusuk sehinnga membuat kandungan ammonia dslsm sir meningkat.

Secara kimia ammonia terbagi dalam dua jenis yaitu:unionized ammonia (UIA ) atau NH₃ dan ionized ammonia(IA) atau NH₄. Kandungan NH₃ tinggi dapat menyebabkan ikan keracunan atau mabuk begitupun sebaliknya jika kandungan NH₃ rendah maka daya racunnya makin kuat.      

Nitrit atau NO₂ merupakan gas racun yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan hias pada umumnya. Nitrit ini hasil perompakan protein yang merupakan bagian dari amonia , biasanya air yang kotor  dengan tingkat penyebarab ikan yang banyak umumnya mempunyai kandungan nitrit tinggi.

Untuk mengurangi  kandungan ammonia dan nitrit  bisa dilakukan dengan cara  mengganti air, pemberian aerasi penguapan atau reaksi kimia dengan oksigen. Dimana reaksi kimia  dapat terjadi karena adanya bantuan bakteri nitrosomonas . bakteri tersebut tumbuh sendiri berkumpul dan berkoloni pada dinding kolam , akuarium atau lainnya yang sudah lama dipakai sebagai wadah.

4.       Oksigen terlarut

Oksigen (O₂) adalah unsure terpenting dalam kehidupan organisme untuk bernafas. Keberadaan oksigen ada di udara maupun terlarut dalam air. Dalam air oksigen dihasilkan tanaman hijau yang mampu berfotosintesis. Oleh karenanya secara umum kandungan oksigen terlarut dalam kolam, akuarium atau wadah lainnya  yang banyak mengandung ganggang atau lumut hijau. Tentu hal itu terjadi pada siang hari karena pada waktu malam hari ganggang dan lumut hijau tidak bisa berfotosintesis sebab proses tersebut bisa terjadi dengan bantuan sinar matahari sebagaimana siang hari. Oksigen terlarut kedalam  air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara.

Seperti umumnya ikan , ikan cupang memperoleh oksigen dari air, memang  ikan cupang dapat bertahan hidup meski kandungan oksigen yang terlarut dalam air rendah sampai dititik 3mg/l. hal tersebut dimungkinkan  karena  ikan cupang termasuk ikan labirin, golongan ikan yang mampu mengambil langsung oksigen dari udara.

Meski demikian kandungan oksigen terlarut sebaiknya tetap disesuaikan kebutuhan. Bagaimanapun jika oksigen terlarut rendah dapat berpengaruh terhadap nafsu makan  ikan itu sendiri, sirip tidak bisa berkembang sempurna begitupun bentuk tubuh dan warna ikan menjadi kurang menarik.

Untuk mengetahui kandungan oksigen yang terlarut dalam air bisa dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur DO meter atau oksigen kit. Hal ini sangat penting untuk menjaga  kualitas air agar sesuai dengan kebutuhan dan syarat hidup dari ikan yang kita pelihara, dimana oksigen terlarut untuk ikan cupang sebaiknya diatas 5 mg/l.

IV.   Pemilihan dan penyeleksian induk

Pemilihan dan penyeleksian induk merupakan tahapan penting dalam budidaya ikan cupang hias, peran induk sangat penting  dalam upaya untuk mendapatkan strain atau keturunan..

Untuk itu sebelum melangkah lebih dalam yang  kemungkinan akan sedikit rumit, sebaiknya bagi pemula yang baru mencoba dalam usaha budidaya cupang hias ini, terlebih dahulu mengetahui criteria utama  apa saja dalam memilih dan menyeleksi cupang hias yang bakal dijadikan induk. Dengan begitu pada nantinya tidak banyak menemukan kerugian atau kegagalan.

A.      Kriteria utama induk

hal terpenting yang harus diketahui bagi pemula yang ingin beternak atau usaha budidaya ikan cupang hias agar berhasil  adalah menegetahui criteria utama induk yang baik.Kriteria utama ini belum mempertimbangkan bentuk sirip, tipe serit, warna  ataupun strain atau keturunan yang ingin dihasilkan. Kriteria utama ini hanya menitik beratkan  pada kuantitas  atau keberhasilan dalam usaha  pebanayakan ikan cupang hias. Karena dengan keberhasilan ini bisa menjadi satu bekal pengetahuan untuk mengeksploitasi cupang hias pada pemijahan berikutnya.

Kriteria utama yang menjadi dasar pemilihan dan penyeleksian induk tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kondisi induk sehat belum pernah terserang penyakit atau hama  dan harus matang kelamin, usia induk baik jantan maupun betina minimal 5 bulan. Kematangan kelamin merupakan faktor penentu keberhasilan pemijahan. Kematangan kelamin induk baik jantan maupun betina dapat diketahui  dengan melihat tanda fisik ataupun perilakunya. biasanya cupang hias jantan bertingkah agresif , genit meliuk liuk bila  disandingkan dengan betina dan juga ia sudah memiliki kemampuan menghasilkan busa yang cukup banyak.
  • Sementara indikasi kematangan kelamin pada cupang hias betina dapat dilihat dari bentuk perutnya yang  besar berisi telur dan akan mengalami perubahan warna tubuh apabial disandingkan dengancupang hias jantan. 
  • Induk jantan maupun induk betina yang dipilih harus memiliki bentuk tubuh yang proporsional, bentuk sirip dan serit yang utuh dan memiliki warna yang cemerlang. Dari bentuk induk sebagaimana  tersebut akan dapat menghasilkan strain atau keturunan yang  sehat dan ideal minim cacat.

B.      Kriteria induk berdasarkan tujuan khusus pemijahan

Hal umum yang biasa  dijadikan  tujuan sebagian peternak atau penggemar cupang hias adalah mampu mencipta atau menghasilkan strain atau keturunan baru yang memiliki kelebihan dibandingkan generasi sebelumnya. Tingkat kesulitan dengan ketelatenan dan kesabaran tinggi  serta waktu yang cukup lama membuat keberhasilan mencipta strain atau keturunan baru  menjadi hal prestisius bagi para peternak atau kalangan para penggemar cupang hias.

Selain tujuan sebagaimana diatas,hal umum lainnya yang menjadi dasar tujuan bagi pembudidaya atau peternak cupang hias, adalah untuk memperoleh keuntungan besar atas usaha yang mereka lakukan.  Kecenderungan permintaan pasar terhadap jenis ikan yang lagi trend, menjadi patokan untuk disesuaikan dengan tujuan pemijahan.

Dari kedua hal diatas akhirnya menuntut untuk melakukan proses pemilihan dan penyeleksian induk dengan criteria-kriteria lebih spesifik sesuai tujuannya. Jadi selain harus memenuhi kriteria utama sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya , induk yang digunakan harus pula memenuhi kriteria lain yang meliputi bentuk sirip, tipe serit dan warnanya.

Pembahasan kriteria induk yang lebih spesifik berkaitan bentuk sirip, tipe serit dan warna cupang adalah sebagai berikut:

1.       Bentuk dan tipe sirip

Berdasarkan tipe siripnya cupang hias saat ini dibagi dalam dua jenis. Yang pertama jenis cupang hias berserit tunggal dan yang kedua jenis cupang berserit ganda. Serit adalah tulang-tulang sirip yang nampak seperti duri dan terdapat dibagian ujung sirip baik sirip punggung, perut maupun ekor.

Pada Serit tunggal terdapat hanya satu serit pada setiap ruas siripnya. Sementara  serit ganda terdapat dua atau lebih serit untuk setiap ruas sirip-siripnya. Untuk lebih lengkapnya bentuk sirip adalah sebagai berikut:

a.       Butterfly

Ciri paling menonjol dari bentuk sirip ini mirip dengan sayap kupu-kupu. Ekor yang lebar, besar dan setengah bagiannya transparan sehingga tulang-tulang siripnya dapat terlihat jelas.

b.      Cagak

Bentuk sirip ekor terbelah dua sehingga nampak memiliki dua ekor dengan posisi sirip perut sama simetris.sirip cagak dikatakan sempurna apabila seluruh siripnya memiliki bentuk yang sama seperti kembar.

c.       Highfin

Sirip highfin adalah posisi sirip punggung yang berdiri tegakdan posisinya sedikit maju dari posisi umum. Dikatakan sempurna apabila kedudukan dan panjang sirip punggunnya sama dengan sirip perut.

d.      Balok

Tipe sirip ini bisa dikatakan merupakan variasi dari tipe serit ganda. Pada bagian ujung ekornya tampak seperti balok lebar memanjang dan kaku dan dibagian paling ujung sirip ekornya terbelah.

e.      Balon

Tipe sirip ini sering ditemukan pada cupang hias yang memiliki sirip ganda.  Helai-helai pada siripnya berongga sehingga saat mengembang  memebentuk gelembung  seperti balon.

f.      Halfmoon

Cupang hias halfmoon memiliki sirip ekor,sirip punggung dan sirp perut lebar dengan posisi salanig berimpit sehingga pada saat mengembang nampak seperti setengah lingkaran. Ujung-ujung siripnya tanpa serit hanya  bergerigi. Mungkin jika ujung-ujung sirip itu rata akan makain indah dan sempurna membentuk setengah lingkaran saat mengembang.


2.       Warna

Ada tiga warna cupang yang saat ini dikenal dan dijadikan category kontes. Ketiga warana tersebut adalah warna dasar, warna kombinasi dan warna mascot. Dasar dalam pengkategorian warna bukan hanya didasarkan pada warna tubuh saja melainkan juga meliputi warna seluruh sirip-siripnya, baik sirip anal, sirip punggung, sirip ekor dan juga sirip perut.

a.       Warna dasar

Warna dasar  yang dimaksud pada cupang hias ini adalah satu warna yang mendominasi  bagian tubuh dan sirip-siripnya. tergolong sempurna jika seluruh  tubuh dan sirip-siripnya hanya satu warna, cemerlang dan gradasinya merata.

Yang termasuk golongan warna dasar antara lain hijau, biru,kelabu dan merah. Untuk warna dasar putih, hitam dan kuning masih tergolong warna dasar yang langkah untuk saat ini. Keberhasilan mencipta warna dasar tersebut masih terbilang masih sedikit dibanding dengan warna lainnya, apalagi warna dasar yang solid.

b.      Warna kombinasi

Cupang hias yang memiliki warna tubuh dan siripnya yang lebih dari satu macam warna, maka dapat dikategorikan kedalam warna kombinasi. Cupang hias kategori warna kombinasi yang tergolong bagus harus memiliki komposisi warna yang harmonis pada tubuh dan sirip-siripnya.

Cupang hias yang memiliki tiga warna dan merata pada tubuh dan sirip-siripnya biasa disebut three colour.

c.       Warna mascot

Apabila warna dasar tubuh cupang hias putih atau keperak-perakandengan variasi bercak-bercak merah, biru, hijau atau abu-abu maka cupang hias ini termasuk kategori warna mascot. Umumnya  warna sirip-siripnya kombinasidua warna, misalnya merah-putih, merah hijau atau merah biru. Kesempurnaan warna mascot dapat dilihat dari kontrasnya perbedaaan warna anatara tubuh dan sirip-siripnya.

Jenis  cupang hias warna ini mudah didapatkan dipasaraan ataupun dari hasil budi daya.

 
C.    Kriteria induk berdasarkan bentuk tipe sirip dan warna keturunan yang ingin dihasilkan

Untuk memperoleh induk unggul siap pakai dari peternak lain, lebih sulit ketimbang induk yang dihasilkan dari hasil budi daya sendiri. Selain harga yang mahal tentu juga tidak bisa leluasa memilih dan menyeleksinya. Sebagai solusinya bisa dengan cara membeli anak cupang yang masih kecil yang nantinya kita siapkan sebagai indukan. Meski akan memakan waktu cukup lama, kemungkinan untuk mendapatkan induk unggul jauh lebih  besar dan murah dibanding membeli induk siap pakai.

Selanjutnya ketika indukan sudah didapat, sebaiknya segera lakukan penyeleksian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

a.       Bentuk dan tipe sirip keturunan yang ingin dihasilkan

Untuk mendapatkan keturunan yang  memiliki bentuk dan tipe sirip sesuai keinginan minimal salah satu dari induk yang digunakan, baik jantan atau betinanya memiliki bentuk dan tipe sirip yang sesuai dengan tujuan.

Genetik bentuk dan tipe sirip induk mudah menurun pada generasi berikutnya dan jarang sekali terjadi mutasi atau penyimpangan. Pada prinsipnya bentuk dan tipe sirip keturunan yang dihasilkan dari budi daya berbanding lurus dengan bentuk dan sirip induk yang digunakan.

mungkin menjadi berbeda hasilnya  jika dilakukan perkawinan silang, dimana induk memiliki bentuk dan sirip yang berbeda satu dengan lainnya. tujuan dari perkawinan silang ini agar mendapat strain atau keturunan baru, akan tetapi hal tersebut butuh banyak waktu dan ketekunan yang tinggi, karena dipastikan proses ini berlangsung lama dan tidak mudah.

b.      Warna keturunan yang ingin dihasilkan

Untuk mendapatkan warna  cupang sesuai dengan yang diinginkan, tidak semudah  dengan tujuan budidaya yang menitik beratkan pada bentuk dan tipe sirip  sebagaiamana pada point a.diatas. Butuh seleksi ketat terhadap induk yang akan digunakan, terutama untuk mendapatkan keturunan yang memiliki warna dasar apalagi warna dasar solid.

Agar bisa memperoleh keturunan yang memiliki warna dasar , sebaiknya lakukan seleksi, memilih induk yang akan digunakan harus benar-benar memiliki warna dasar kuat, baik induk jantan maupun induk betinanya. Makin kuat warna dasar yang dimiliki kedua induk yang digunakan makin besar kemungkinan mendapat keturunan yang memiliki warna dasar unggul.

Untuk mendapat  keturunan dengan warna maskot, sebaiknya kedua induk diupayakan berasal dari maskot yang memiliki gradasi warna tegas. Dengan begitu keturunan yang bakal didapat  keturunan yang memiliki warna mascot unggul.

Sementara untuk mendapat keturunan dengan warna kombinasi sebaiknya kedua induk diusahakan yang three colour, dalam hal ini agar didapat keturunan warna kombinasi unggul, tidak asal jadi.

 

V.   Proses pemijahan

Kunci dari proses pembudidayaan ikan cupang hias,seperti juga pembudidayaan ikan hias lainnya yang terpenting adalah pemeliharaannya. Sementara proses pemijahan merupakan bagian dari pemeliharaan itu sendiri, dimana seorang peternak berupaya untuk mengembangbiakan jenis ikan yang dipeliharanya  baik secara kualitas maupun kuantitas.

Setelah didapat induk yang memenuhi kriteria sesuai tujuan yang ingin dicapai, maka proses pemijahan pun dapat segera dilakukan. Secara umum proses pemijahan terbagi dalam beberapa prosedur atau tahapan antara lain:


A.      Perawatan induk

Guna menjaga kondisi kesehatan, perlakuan dan perawatan terhadap induk cupang hias yang terpilih harus dilakukan seintensif mungkin. Ada  beberapa pertimbangan yang harus dilakukan selama persiapan induk hingga siap dijodohkan diantaranya sebagai berikut:

  • Air yang akan digunakan sebagai media harus sesuai syarat hidup dari ikan cupang hias. Air bersih dicampur air rebusan daun ketapang dengan komposisi 1:10, ditambah garam  setengah sendok teh, atau bisa juga diberi setetes blitz icth, super interna, root stop atau rid-all, disarankan air tersebut sebelum digunakan terlebih dahulu diendapkan selama 24 jam, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi timbulnya bibit penyakit dalam air. 
  • Tempatkan media akuarium pemeliharaan kedua induk ditempat terbuka dan cukup mendapat sinar matahari.Beri pakan alami  seperti cuk (jentik nyamuk) dengan dosis pemberian tak berlebihan, dua kali sehari pagi dan sore hari.
  • Jaga kebersihan media pemeliharaan dengan satu kali sehari, bila perlu ganti seluruhnya dan cuci akuarium.
  • Lakukan pengamatan secara teliti terhadap induk yang terpilih selama 1-2 minggu, jika kondisi  induk sehat maka langkah selanjutnya yaitu penjodohan. 

B.      Penjodohan

Proses penjodohan merupakan langkah persiapan sebelum melakukan pemijahan. Disini dibutuhkan pengamatan yang cermat mengenai kondisi induk. Induk yang akan dijodohkan adalah induk siap kawin(pijah). Biasanya induk yang sudah siap dipijah memiliki beberapa tanda-tanda yang terlihat baik fisik maupun perilakunya.

Tanda-tanda yang nampak pada induk jantan diantaranya induk jantan sudah mampu menghasilkan sarang busa dengan jumlah yang banyak, gerakannya cukup tenang serta warna pada tubuhnya sangat cemerlang.

Sementara tanda-tanda pada induk betina pada bagian perut ikan nampak membesar, dan juga di tubuhnya muncul garis-garis vertical berwarna abu-abu kehijauan dan sirip-siripnya terlihat menguncup.

Nah, apabila tanda atau ciri-ciri sudah nampak maka sebaiknya segera lakukan penjodohan. Beberapa gambaran dari kegiatan penjodohan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Siapkan akuarium pemijahan, beri potongan plastic kecil atau selembar daun kering kecil, atau bisa juga dikasih satu tumbuhan siambang kecil sebagai sarana penguat sarang busa. Setelah itu masukan calon induk jantan biarkan delapan sampai sepuluh jam untuk beradaptasi.
  • Selanjutnya ambil induk betina dari akuarium perawatan yang memiliki tanda-tanda sebagaimana dijelaskan diatas, pada fase penjodohan ini induk betina jangan dimasukan langsung kedalam akuarium pemijahan secara bebas sebaiknya induk betina ditempatkan dulu dalam toples atauberi pembatas lain sebagai langkah pengamanan terhadap induk betina, ketika nanti dimasukan kedalam akuarium pemijahan untuk pengenalan.

  • Dalam keadaan diberi pembatas kedua pasangan tersebut kita biarkan saling mengenal. Selama kurang lebih dua hari coba perhatikan perubahan dan perilaku kedua calon induk tersebut. Jika calon induk jantan melakukan gerakan-gerakan “menggoda”seperti menari sambil terus mengeluarkan busa, atau senantiasa berada dibawah sarang busanya. Sementara induk betina nampak tertarik tidak ketakutan atau marah, bertanda calon induk betina bisa dilepas dari toples atau pembatas lainnya. Angkat hati-hati toples atau pembatas tersebut, usahakan jangan sampai menimbulkan riak-riak besar yang dapat merusak sarang busa. Apabila  keduanya nampak berenang beriringan, induk jantan tidak menyerang betina maka proses penjodohan dinyatakan berhasil.
  • Akan tetapi apabila didapati induk jantan mengejar menyerang induk betina dan keduanya berkelahi, sebaiknya penjodohan  tersebut  segera dihentikan. Induk betina segera di angkat untuk ditempatkan pada media perawatan sebelumnya, kemudian pilih lagi calon induk betina lainnya untuk dijodohkan kembali sebagaimana proses diawal.

Ada beberapa penyebab seringnya terjadi kegagalan dalam penjodohan. Diantara penyebab kegagalan tersebut adalah karena kesalahan dalam memprediksi umur calon induk, biasanya berpatokan pada ukuran tubuh dilihatnya besar dianggap sudah matang kelamin, padahal usia masih relative muda. selain itu bisa juga karena induk yang dijodohkan baru saja dikawinkan, belum pulih stamina dan kondisi kesehatan induk karena proses pemijahan sebelumnya. untuk itu sangat penting bagi peternak atau pembudi daya membuat catatan sebagai pengingat agar lebih mudah dan tepat dalam menangani sesuatunya.
 
C.      Pemijahan

Setelah didapatkan pasangan cocok dari proses penjodohan sebagaimana diatas. Langkah selanjutnya kedua pasangan segera kita sandingkan. Bila keduanya sudah siap kawin sibetina nampak pasrah untuk dipeluk jantan, begitupun dengan yang jantan biasanya melihat kondisi betina yang demikian, si jantan  segera memeluk dan melilit  tubuh sibetina tersebut. Kejadian seperti itu berlangsung kurang lebih setengah menit. Dan pada saat itulah si betina akan mengeluarkan telur-telurnya, dan dengan sigap sijantan langsung membuahinya. Perkawinan terus berulang  sampai semua telur si betina terkuras keluar. Pada saat perkawinan ini nampak si betina sering meluncur kepermukaan untuk menghirup udara.

Sementara si Jantan dengan telaten memunguti satu-satu telur yang tersebar tersebut, yang kemudian ia tempelkan dengan cara disemburkan pada busa yang ia buat sebelum perkawinan berlangsung. Setelah semua telur ditempelkan, sijantan kemudian menutupinya dengan busa yang dibuatnya kembali. sehingga telur cukup kuat menempel dan aman tidak berjatuhan.

Perkawinan dikatakan berakhir ditandai dengan si betina nampak diusir si Jantan, hal itu dilakukan si jantan untuk mengamankan agar telur-telur aman tidak dimangsa si betina. Melihat kondisi demikian sebaiknya sibetina segera diangkat dipindah ke media lain untuk diistirahatkan. Sementara si jantan biarkan saja ditempat tersebut sampai menetas dan burayak berumur 3 hari.

Saat mengangkat betina untuk diambil keluar usahakan harus berhati-hati jangan sampai telur jatuh akibat riak yang ditimbulkan. Hal penting yang perlu diingat juga yaitu masalah penentuan waktu perkawinan. Umumnya perkawinan cupang hias berlangsung antara pukul 6.30 -11.30. karena itu dalam proses penjodohan sebaiknya menyesuaikan dengan waktuperkawinan yang ideal tersebut.

D.      Pasca pemijahan

Setelah proses pemijahan selesai, hal yang perlu dilakukan adalah perawatan terhadap induk betina,sekaligus melakukan pengontrolan dan pengawasan terhadap akuarium pemijahan. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya,  induk betina yang telah diangkat dari akuarium pemijahan sebaiknya dipindah ke media perawatan, hal ini perlu dilakukan agar kondisi kesehatan induk betina pulihkembali. Luka atau kerusakan tubuh dan sirip serta kemungkinan serangan penyakit lainnya dapat segera diatasi atau dicegah dengan menambahkan satu tetes antibiotik kedalam media perawatan tersebut. Dalam hal pemberian pakan untuk induk betina yang sedang dalam perawatan, sebaiknya jenis pakan alami seperti cuk atau cacing sutera. Perlu diingat jangan berlebihan, pemberian pakan cukup dua kali sehari pagi dan sore, agar kebersihan air tetap terjamin.

Pengontrolan dan pengawasan terhadap akuarium pemijahan merupakan kegiatan yang tak terpisahkan pasca proses pemijahan. Kondisi telur-telur yang ada juga kesehatan induk jantan perlu penanganan serius agar telur-telur bisa menetas sempurna, begitupun kondisi induk jantan yang terus berjaga tetap baik dan sehat. Untuk menangani keadaan demikian perlu berhati-hati, dimana kondisi air menjadi prioritas agar terus terjaga kebersihannya, maka dari itu dalam pemberian pakan pada induk jantan harus seefektif dan seefesien mungkin jangan sampai kotor, karena dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup telur-telur dan keberhasilan tetasannya.
 
E.       Pembesaran burayak

Pada hari kedua sejak pemijahan berlangsung kalau tidak ada sesuatu kendala telur-telur yang ada di media pemijahan biasanya menetas menjadi benih seukuran jarum berwana kehitaman.

Selama dua hari tersebut benih belum memerlukan makan karena masih punya persediaan makanan yang berasal dari kuning telurnya. Baru pada hari ketiga benih mulai dikasih pakan dan pada hari ketujuh induk jantan sudah dapat diangkat dipindahkan ke media soliter untuk dirawat sebagaimana induk betina.

Sebagai patokan dalam pemberian jenis pakan berdasar perkembangan usia burayak cupang hias adalah sebagai berikut:

Umur Burayak (Hari)

Jenis Pakan

0-2

3-5

6-17

>18

                                           --

Rotifer,infusonia, kuningtelur rebus

Kutu air yang disaring

Kutu air,cuk,cacing sutera

Perlu diperhatikan, dalam pemberian pakan jangan berlebihan. Cukup satu kali dalam sehari dan usahakan tidak tersisa, supaya air tidak cepat kotor. Apalagi pada usia >12 hari burayak sudah diberi pakan pabrikan maka dipastikan kondisi air cepat kotor, dan hal tersebut bisa berakibat kematian pada burayak, untuk itu penting dilakukan penyifonan secara rutin, minimal dua hari.

Lakukan penyifonan dengan hati-hati minimal dua hari sekali, ingat gunakan selang dengan diameter kecil agar burayak aman tidak kesedot keluar.

1)      Pemindahan  ke bak pendederan

Setelah burayak-burayak berumur dua minggu, agar lebih optimal pertumbuhannya sebaiknya segera dipindahkan ke media pendederan.

Media pendederan bisa menggunakan akuarium, bak fiberglass, drum bekas, paso, ember atau bak semen. Media pendederan harus diusahakan di tempat  terbuka dan cukup kena sinar matahari. Untuk menjaga temperature wadah sekaligus mengurangi panas biar tetap stabil sebagai solusinya bisa diberi tanaman air.

Selain perlu penempatan yang tepat, ukuran media pendederan juga harus disesuaikan kapasitasnya dengan jumlah burayak.Tinggi air yang digunakan adalah ¾ dari ketinggian media pendederan, kualitas air yang digunakan sama seperti air yang digunakan dalam  perawatan induk.

2)      Pemindahan ke akuarium  soliter

Setelah usia anak cupang mencapai 1.5-2 bulan, langkah selanjutnya adalah memindakan anakancupang tersebut kedalam media pembesaran ataupun akuarium soliter.

Selain untuk kebaikan perkembangan dan pertumbuhan anakan cupang juga dapat mempermudah untuk melakukan penyeleksian. Pada usia ini dalam satu media pendederan rawan sekali dengan pertarungan antar sesame anakan cupang. Dan untuk mencegahnya perlu pemindahan media. Bagi yang pada saat penempatan pemijahan sampai fase pendederan memakai akuarium, mungkin akan lebih mudah melakukan penyeleksian. Berbeda ketika saat pemijahan dan pendederan memakai media lainnya. Karena pada tahap usia ini tidak semata memindahkan ikannya saja ke media lain. Melainkan juga harus menyeleksi dimana anakan jantan kita  pisahkan dan kita soliterkan. Untuk itu perlu media yang transparan guna memilih dan menyeleksi anakan cupang tersebut.

Dalam pemilihan jenis kelamin ini, sebaiknya perhatikan bentuk kelaminnya  yang terletak diantara sirip analnya, pada anakan betina terdapatbutiran kecil berwarna putih sedangkan pada anakan jantan tidak ada. Untuk mengetahui jenis kelamin juga bisa dengan cara lainnya yaitu denganmemeprhatikan bentuk sirip, ketebalan tubuh dan juga bentuk mulutnya. Sirip pada anakan betina lebih pendek, bentuk tubuhnya lebih gendut dan mulutnya lebih tebal dibandingkan anakan jantan.

Setelah anakan jantan terpilih selanjutnya dipindahkan satu-satu kedalam soliter, toples ataupun wadah lainnya. Lakukan dengan hati-hati jangan sampai merusak sirip ataupun melukai tubuhnya. Ukuran soliter sebaiknya melebar, jangan memanjang keatas karena bisa berpengaruh pada pertumbuhan sirip-siripnya. Dengan media melebar  diharapkan sirip dapat tumbuh lebar dan panjang, akan berbeda hasilnya dengan media tinggi atau memanjang keatas pertumbuhan siripnya cuma dapat memanjang tidak lebar. Antar  akuarium soliter masing- masing diberi pembatas, bisa dari kertas karton ataupun lainnya.

Sementara anakan cupang betina bisa dibiarkan bersama  di akuarium pendadaran tersebut untuk diseleksi menjadi indukan saat usia 3 bulan. Kualitas airdan bahan campuranlainnya sama dengan air dalam media pendederan.

Perawatan selanjutnya setelah anak cupang berada dalam akuarium meliputi:

a)      Pemberian pakan

Sebagaimana telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, jenis pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan perkembangan usia cupang hias tersebut. Agar bisa menjamin keberhasilan dalam pemeliharaan sehingga dapat menghasilkan cupang hias unggul, dalam memberikan pakan harus bervariasi atau selang seling. Bagaimanapun masing-masing pakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi akan lebih baik dilakukan berganti-ganti jenis pakan untuk melengkapi kebutuhan perkembangan ikan. Missal pada pagi hari cacing sutera sorenya pakan pabrikan ataupun kutu air.

Pemberian pakan dengan pola variasi ini sampai usia 4-5 bulan, selanjutnya cukup beri satu pakan yang cocok bisa kutu air atau pakan pabrikan tertentu. Hal ini agar kestabilan bentuk tubuh tetap terjaga dan warna lebih cemerlang.

b)      Pergantian air dan pencucian akuarium

Pergantian air secara total bisa dilakukan minimal 6 hari sekali. Sementara untuk menjaga kebersihan air baik dari kotoran maupun dari sisa lebihan pakan perlu penyifonan. Hal tersebut penting dilakukan selain untuk menjaga kesehatan juga dapat menciptakan kenyamanan pada ikan.lakukan paling  tidak satu kali dalam sehari dan biasakan pada waktu sore hari. Biasanya setelah penyifonan kondisi air berkurang untuk itu perlu disiapkan air yang berkualitas sebagai tambahan.

Sementara untuk pencucian akuarium bisa  dua minggu sekali.pastikan lumut yang menempel bersih. Usahakan jangan cuci dengan sabun karena dapat meningkatkan pH  air. Kalau pun terpaksa baiknya bilas berkali-kali. Selesai pencucian keringkan jemur dibawah sinar matahari.Ingat air yang bakal dipakai harus berkualitas seperti sebelumnya.

 VI.  Penyakit –penyakit pada ikan cupang

Seringkali penyakit datang tidak terduga meski semua usaha perawatan danpemeliharaan sudah maksimal dilakukan.kalau sudah tejadi demikian usaha budidaya banyak mengalami kerugian, baik materi, waktu ataupun hal lainnnya.

Dari banyak pengalaman para peternak maupun penghobis, penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada cupang merupakan momok yang sangat menakutkan karena lumayan susah untuk ditangani. Satu hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi tersebut adalah dengan jalan pencegahan. Faktor penyebab utama timbulnya penyakit serta gangguan kesehatan cupang hias adalah infeksi parasit dan nonparasit. Untuk itu sebelum penyakit serta gangguan kesehatan lainnya tumbuh dan berkembang maka sebaiknya terlebih dahulu kita cegah.

Infeksi parasit diakibatkan karena bakteri,cacing pathogen dan juga jamur yang dapat menyerang bagian dalam atau luar tubuh ikan cupang. Sementara penyakit non parasit biasanya sering diakibatkan karena kelalaian dalam perawatan dan pemeliharaan. Dan biar lebih faham berikut ini klasifikasi dan penjelasan kedua jenis penyakit :

1.       Penyakit parasit

Ada beberapa jenis penyakit  yang bisa diakibatkan oleh parasit. Gejala –gejala, cara pengobatan serta bagaimana pencegahan yang harus dilakukan  adalah sebagai beikut:

  •     White spot

Penyakit ini biasa disebut dengan ichtlyopthiriasis (disingkat ich) atau dikenal dengan nama penyakit bintik putih. Penyakit ini ditimbulkan oleh parasit ichtlyopthirius multifihiis yamg masuk kedalam kulit ikan dan berkembang biak, parasit ini menyerap darah ikan menyebabkan bitik-bintik putih pada kulit ikan. Biasanya terjadi ditempat pemeliharaan yang padat dengan air yang kotor jarang disifon atau diganti, kebersihan kurang terjaga atau bisa juga dari bakteri yang terbawa dari pakan alami yang diperoleh kurang bersih.
 
Gejala awal dari penyakit ini  terlihat dari perilaku cupang yang kurang bergairah, malas makan dan suka menggosok-gosokan atau membenturkan tubuhnya kedinding atau dasar media pemeliharaan.

Penanganan yang efektif untuk mengobati penyakit ini yaitu dengan cara memutus rantai hidup penyakit  tersebut. Selama delapan hari parasit ini tidak mau melepaskan diri terus nempel dikulit ikan.untuk itu selama masa tersebut sebaiknya ikan cupang  dikarantinakan terlebih dahulu pada media pengobatan yang disiapkan.

Media pengobatan yang dimaksud adalah sebuah wadah baik berupa akuarium atau bak plastic  berisi 4-6 liter air bersih, yang telah diberi larutan methlyne blue (obat metal biru) sebanyak 2-4 tetes. Ikan cupang yang sakit kemudian direndam, selang sehari air campuran obat metal biru kemudian diganti dengan yang baru dan ikan kemudian rendam kembali, demikian terus diulang 3-5 kali.

Selain itu, bisa juga ikan cupang  yang sakit direndam kedalam 2-4 liter air yang telah dicampur 1-4 gr garam dengan suhu 31-32⁰ C. Perendaman dilakukan selama 5-10 menit kemudian dipindah kembali kedalam air bersih media pemeliharaannya. Lakukan perendaman demikian satu kali dalam  sehari,  selama tujuh hari berturut-turut sampai benar –benar bebas dari parasit .

Untuk tindakan pencegahan sebaiknya selalu jaga kebersihan, lakukan secara rutin penyifonan atau ganti air dengan kualitas yang baik sebagaimana sebelumnya. Begitupun dalam pemberian pakan jangan berlebihan , usahakan langsung habis tidak tersisakan.

  •     Selaput embun

Penyakit ini disebabkan parasit jamur saprolegnia sp.Parasit ini menyerang bagian system daya tahan tubuh ikan cupang. Ikan cupang menjadi rentan mudah terserang penyakit. Pada  fase lanjut tubuh sampai sirip ikan cupang diselimuti lender putih,ekornya kuncup nampak lesu dan kehilangan nafsu makan.

Parasit jamur ini juga dapat timbul karena kualitas airburuk kotor dan tercampur air hujan, atau karena perubahan cuaca (dari musim kemarau ke musim hujan ).

Gejala waal dari penyakit inidapat diketahui dari perilaku ikan yang suka menggetar-getarkan tubuh seperti mabuk, sering mendekam didasar atau diam mengapung dipermukaan akuarium dan juga nafasnya tersengal-sengal.

Sebelum masuk stadium lanjut secepatnya lakukan pengobatan. Caranya terlebih dahulu siapkan dua wadah media pengobatan, kedua wadah berisi air bersih 4 liter, yang pertama dicampur dengan obat anti jamur(:blitz icht, fishmate atau root stop) sebanyak 2-4  gram. Dan wadah yang kedua  dicampur dengan obat antibiotic (furoolidon, tetracydine atau octazine) dosis 4-5 gram.selanjutnya lakukan perendaman ikan ke wadah yang pertama selama 30 menit dan dilanjutkan perendaman berikutnya kewadah yang kedua selama 2-3 jam. Lakukan selama 5-7 hari sampai parasit benar-benar mati.

Selain seperti halnya dalam penanganan pencegahan sebagaimana pada pencegahan white spot. Penempatan media pemeliharaan usahakan agar terlindung dari air hujan secara langsung serta dalam pemberian pakan harus terjamin kualitas gizinya

  •     Penyakit busungan

Penyakit busung disebabkan bakteri salmonella sp. Organ bagian dalam ikan terganganggu, proses pembuangan kotoran menjadi tidak lancar. gejala awal penyakit ini sulit terdeteksi, ikan cupang nampak sehat dan lahap makan seperti biasa.tapi perlu diwaspadai apabila didasar tidak terdapat kotoran dan kondisi perut ikan terus membesar berarti itu bisa jadi sebagai gejala penyakit ini. Kalau keadaan ini tidak segera ditangani maka pada fase berikutnya perut terus membengkak, sisik mengambang  dan perilaku ikan menjadi pasif terus mengambang dipermukan, pada akhirnya  nafsu makan menjadi turun selanjutnya ikan bisa mati kalau tidak segera diobati.

Pengobatanpenyakit ini bisa dengan menggunakan dictea food, obat ini diberikan 4 kali sehari selama seminggu atau sampai ikan kembali dapat mengeluakan kotorannya. Obat ini sebagai pengganti makanan yang biasa diberikan. Atau bisa juga direndam dalam obat antibioticfiagi/500, sebaiknya selama perendaman ikan dicampur dengan kutu air sedikit demi sedikit biar obat tersebut ikut termakan.

  •      Berak putih

Cacing nematodascar sp.menyerang organ pencernaan ikan cupang, kotoran ikan tidak  normal seperti ikan sehat umumnya, kotorannya putih dan mudah mencemari air.

Gejala awal pada ikan cupang yang terkena penyakit ini selain kotorannya yang berwarna putih, warnanya juga nampak kusam, tubuhnya kurus dan selera makan ikan turun.

Memang penyakit ini tidak terlalu bahaya, akan tetapi kalau tidak segera ditangani untuk diobati akan bisa mempengaruhi bentuk tubuh dan keelokan tubuh ikan cupang. Cara pengobatannnya bisa dengan obat cacing, medicated atau juga dengan pakai obat antibiotic. Umumnya obat antibiotic metronidasol banyak dipakai para peternak cupang. Caranya cukup dilarutkan kedalam air media pemiliharaan dengan dosis 1,5 tablet untuk 2,5 liter air. Agar obat tersebut dapat dimakan beri pakan kutu air sedikit demi sedikit, seperti cara pengobatan pada penyakit busung.

Kalaupun mau pakai obat cacing disarankan verminox atau worm x sebanyak satu tetes dilarutkan kedalam 5 liter air. Dalam hal ini kedua cara pengobatan tersebut baiknya dilakukan selama satu minggu berturut-turut.

2.       Penyakit nonparasit

Seperti dalampenjelasan sebelumnya, penyakit non parasit sering timbul karena kelalaian selama proses pemeliharaan dan perawatan. Umumnya penyakit yang banyak terjadi akibat kelalaian tersebut antara lain:

  •     Gigit ekor

Gigit ekor yang dimaksud adalah ikan cupang berperilaku kasar terdapa dirinya sendiri, ia melukai ekornya sendiri dengan cara menggigit ekornya sehingga robek-robek. Hal ini jelas merugi baik bagi ikan cupangnya sendiri maupun bagi pemeliharanya. Kondisi luka yang demikian dapat mengakibatkan timbulnya infeksi parasit apabila tidak segera diambil tindakan pengobatan. Apalagi kalau kondisi dari media pemeliharaan kurang terjaga kebersihannya, akibatnya sangat membahayaakan untuk kesehatannya.

Keindahan dan keelokan tubuh cupang merupakan nilai jual dari ikan cupang itu sendiri. Dengan keadaan ekor yang robek tersebut maka dapat dipastikan nilai jual ikan turun dan tidak memungkinkan untuk disertakan dalam kontes.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki pola perawatan dan pemeliharaannya. Selain dari kebersihan media yang harus diperhatikan, demikian juga pelaksanaan jadwal pemberian pakan harus tepat waktu.

  •      Bacul

Meski sama dengan penyakit gigit ekor,penyakit bacul tidak begitu menghawatirkan. Akan tetapi kalau tidak segera diantisipasi tentu akan dapat menimbulkan penyakit parasit juga.ikan cupang yang mengalami kondisi ini mendadak mengalami kepucatan atau warna tubuhnya pudar dan kusam padahal tidak terjangkit infeksi.

Gejala penyakit bacul pada ikan cupang  selain mengalami penurunan nafsu makan juga keadaan psikis dari ikan nampak stress dan ketakutan. Keadaan tersebut biasa terjadi selain karena kualitas air yang kotor bisa juga karena perlakuan kasar yang dialami ikan cupang tersebut.

Perlakuan kasar yang dimaksud bisa berkenaan saat dilakukan pemindahan ikan  ke media lain dengan cara mengejar-ngejarnya, atau menangkap ikan cupang tersebut dengan tangan langsung. Bahkan mungkin karena sering menyandingkan (menghadap-hadapkan) ikan cupang dengan cupang lainnya yang lebih besar atu berbeda kategori.

Pada kasus lain ikan cupang juga bisa mengalami stress karena faktor pergantian air dengan kualitas yang kurang baik dair air sebelumnya, dan bisa pula karena ikan cupang dalam keadaan memendam birahi. Untuk itu sesekali dekatkan pasangan untuk melampiaskan birahinya tersebut.

Untuk diingat juga setelah ikan diikut sertakan dalam kontes, atau setelah pemijahan dan dalam tahap penyembuhan penyakit sebaiknya lakukan pengkarantinaan. Hal demikian adalah termasuk tindakan antisipatif terhadap penyakit baik parasit maupun nonparasit.

 

Comments

HITS POST

6 jenis ikan sepat hias yang cocok untuk akuarium

Trik buat ikan Guppy ekor lebar.

Mengenal ikan sepat hias jantan dan betina berikut cara membudidayakannya