Mengenal ikan manfish jantan dan betina berikut cara membudidayakannya


A. Cara Mengenal Ikan Manfish Jantan dan Betina

Jenis jantan dan betina ikan manfish dapat diketahui dengan melihat perbedaan ciri fisik yang terdapat pada tubuh ikan manfish, dan berikut beberapa ciri fisik perbedaan keduanya:

Mengenal ikan manfish jantan dan betina berikut cara membudidayakannya
Perhatikan tanda panahnya

Ciri-ciri ikan manfish jantan

  • Memiliki ukuran kepala lebih besar daripada ikan manfish betina.
  • Memiliki bentuk tubuh pipih (tampak dari atas) 
  • Memiliki ukuran tubuh lebih besar dibanding ikan manfish betina.
  • Kepala bagian atas sedikit cembung.
  • Memiliki warna lebih cerah ketimbang ikan manfish betina.

Ciri-ciri ikan manfish betina

  • Memiliki ukuran kepala lebih kecil daripada ikan manfish jantan.
  • Memiliki bentuk tubuh dengan bagian perut lebih besar dan menonjol (tampak dari atas).
  • Memiliki ukuran tubuh lebih kecil dibanding ikan manfish jantan.
  • Kepala bagian atas datar.
  • Memiliki warna sedikit  kusam tidak secerah ikan manfish jantan.

Cara memilih ikan manfish yang bagus

Setelah anda bisa mengenali jenis jantan dan betina dari ikan manfish dengan mengetahui perbedaan fisik seperti diatas. Maka tidak ada salahnya juga anda mengenal ciri ikan manfish yang berkualitas. Mungkin dengan beberapa pengetahuan mengenai ikan manfish ini, dari mulai memelihara sepasang atau sekedar hoby kemudian berkembang luas bahkan dapat menjadi sebuah kesempatan ataupun peluang usaha. Dan berikut ini beberapa tips atau cara memilih ikan yang bagus dan berkualitas:

  • Warna ikan terlihat cerah dan tidak pucat.
  • Ikan tampak aktif bergerak, agresif tidak lesu diam di tempat.
  • Ukuran tubuh ikan proporsional.
  • Organ tubuh ikan lengkap dan ideal (Seluruh bagian anggota tubuh tidak cacat dengan bentuk sempurna).

B. Cara Budidaya Ikan Manfish

       I.            Perawatan indukan ikan manfish

Sama halnya dengan kegiatan budidaya  ikan hias lainnya, dalam budidaya ikan manfish ini ada beberapa langkah yang mesti ditempuh agar sesuai target dengan hasil optimal. Salah satu langkah penting yang perlu dilakukan adalah merawat indukan ikan manfish yang akan dikembangbiakan.

Menurut Susanto, 2000; ciri-ciri induk yang siap memijah antara lain:  telah matang gonad, sehat (tidak terserang penyakit), tidak cacat (anggota tubuh lengkap), gerakannya lincah, berumur antara 7 sampai 12 bulan, dan panjang tubuhnya antara 7,5 sampai 10 cm.

Untuk itu indukan yang akan kita rawat selayaknya harus sesuai dengan kriteria sebagaimana diatas. Dan berikut ini adalah beberapa langkah perawatannya:

a) Persiapan media perawatan

Untuk media perawatan indukan ikan manfish bisa menggunakan media akuarium yang memiliki ukuran 80 x 40 x 40 cm3. Kondisi akuarium harus bersih, agar steril dari bibit penyakit yang dapat mengganggu kesehatan indukan. Demikian juga air yang digunakan harus diendapkan terlebih dahulu pada tempat penampungan air (tandon) selama 24 jam. Akan sangat baik jika selama diendapkan air diaerasi. Sementara volume air yang dibutuh untuk akuarium kira-kira tinggi air mencapai antara 30 sampai 35 cm.

b) Penebaran induk

Setelah media perawatan siap pakai, selanjutnya masukkan atau tebar indukan manfish kedalam akuarium peawatan tersebut. Baiknya penebaran induk tersebut dilakukan secara massal dalam akuarium tersebut. Yang dimaksud masal disini jumlah indukan yang dimasukan lebih dari sepasang. Nantinya ikan yang ada dalam akuarium perawatan ini  masing-masing akan memisah secara berpasangan. Jika sudah demikian berarti indukan manfish sudah siap untuk di pijahkan.

c) Pemberian pakan

Sepanjang indukan berada dalam akuarium perawatan tersebut, asupan pakan yang diberikan harus cukup dan mengandung gizi tinggi. Bagaimanapun pakan sangat dibutuhkan ikan sebagai sumber energi untuk aktifitas mereka selama proses perawatan dan juga pematangan gonadnya. Selain itu dengan pakan yang berkualitas dapat mempercepat proses pemijahan induk.

Jenis pakan hidup seperti jentik nyamuk, blood worm atau cacing darah sangat cocok untuk indukan saat perawatan dalam persiapan pemijahan ini. Frekuensi pemberian pakan cukup dilakukan dua kali sehari, siang dan sore hari. 

d) Pengelolaan kualitas air

Untuk menjaga air dalam akuarium perawatan tetap bekualitas, maka perlu dilakukan upaya pengelolaan air yang baik. Pengelolaan air yang dimaksud meliputi penyiponan, penggantian air, serta pengecekan kualitas air.

1) Penyiphonan. 

Penyiponan adalah kegiatan pembersihan limbah baik dari kotoran ikan maupun dari sisia pakan yang ada dalam akuarium, baik dilakukan dengan cara penyedotan dibuang keluar ataupun difilter. Dengan atau karena penyiponan tersebut, biasanya volume air di akuarium berkurang. Oleh karenanya dalam tiap kegiatan penyiponan sebaiknya pula dibarengi dengan kegiatan penambahan air. Kegiatan penyiponan harus secara continu dilakukan minimal frekuensi penyiponan ini diklakukan sekali dalam dua hari.

2) Penggantian air. 

Selain penyiponan yang juga dibarengi penambahan air,Proses penggantian air secara total pun perlu dilakukan minimal setengah bulan sekali. Pada tiap pergantian air baru ini, akuarium dan seluruh kelengkapannya harus dibersihkan, termasuk substrat. Dalam pergantian aiir baru total ini, air baru yang dipersiapkan terlebih dahulu diendapkan sembari diaerasi. Hal ini untuk mengantisipasi agar klorin dan zat racun yang terkandung didalam air hilang, sekaligus dengan adanya aerasi dapat memperkaya kandungan oksigen terlarut kedalam air baru tersebut. 

3) Pengecekan kualitas air. 

Agar perawatan ataupun pemeliharaan ikan manfish lebih optimal, selain point- point yang telah disebutkan diatas. Dalam kegiatan pengelolaan kualitas air diperlukan juga pengecekan terhadap kualitas air dalam akuarium. Dan parameter kualitas air optimum untuk perawatan ataupun pemeliharaan ikan manfish dapat dijelaskan sebagai berikut:

Suhu

Suhu yang terjadi antara pagi, siang, dan malam hari dapat mengalami fluktuasi. Dengan kondisi suhu yang selalu berubah-ubah bisa berakibat ikan menjadi stress dan mudah terserang penyakit. Tidak hanya berdampak pada ikan manfish dewasa, kondisi tersebut juga sangat berbahaya bagi larva manfish,karena mereka akan sulit beradaptasi, bahkan jika kondisi suhu tidak segera distabilkan banyak larva manfish yang gagal hidup.

Suhu optimal yang dibutuhkan dalam kegiatan perawatan persiapan pemijahan dan pemeliharaan larva sama berkisar antara 26,5 -30°C. berbeda dengan kebutuhan untuk kegiatan pembenihan ikan manfish, suhu yang dibutuhkan berkisar antara 24 -28°C. Untuk itu saat mau melakukan pergantian air baru hendaknya suhu air akuarium perawatan dicek terlebih dahulu sebelum indukkan kembali dimasukan. 

pH

Yang dimaksud pH adalah tingkat keasaman suatu larutan yang bisa bersifat basa, netral atau asam. pH air pada akuarium perawatan indukan idealnya antara pH 6,5 -7,5. sama dengan pH air untuk pembenihan maupun pemeliharaan larva.

DO (Oksigen Terlarut)

Oksigen terlarut adalah kandungan oksigen yang melarut dalam air. DO ini digunakan ikan untuk bernafas dalam air. Kebutuhan oksigen terlarut pada Setiap spesies ikan dengan kebutuhan DOnya bervariasi sesuai stadia dan aktivitas mereka. Oksigen terlarut yang optimum untuk perawatan indukan,pembenihan ataupun pemeliharaan larva adalah 6 sampai 7,5 mg/l.

NH3

Kadar NH3 pada akuarium sangat dipengaruhi oleh kotoran (feses) hasil metabolisme ikan dan sisa-sisa pakan yang tidak termakan. Kadar amoniak yang optimum pada akuarium perawatan indukan idealnya berkisar 0 sampai 1 mg/l. 

       II.            Pemijahan ikan mafish

Setelah pengelolaan kualitas air selesai dijalankan, kegiatan selanjutnya adalah pemijahan, kegiatan ini bertujuan menghasilkan generasi ikan sehingga terus dapat berkembang biak. Bagi ikan itu sendiri kelangsungan hidup dan kelestarian mereka dapat terjaga. Sementara bagi pembudidaya keberhasilan dari kegiatan pemijahan ini  akan menjadi kepuasan dan juga harapan. 

Dan dibawah ini ada beberapa tahapan- tahapan yang perlu dilakukan dalam proses pemijahan indukan, antaralain:  

Seleksi indukan

Sebenarnya untuk tahapan penyeleksian indukan ini  tinggal memindahkan indukan dari media akuarium perawatan induk kedalam akuarium pemijahan. Dari media perawatan induk tersebut ciri dari pasangan yang siap sudah terlihat jelas selalu bersama. Dengan gerakan agresifnya indukan jantan akan berenang mengikuti induka betina.  Selain itu bagian perut induk betina terlihat agak membesar begitupun saluran lubang kelamin dari indukan betina juga tampak lebih menonjol.

Persiapan media pemijahan

Pada tahapan persiapan media pemijahan ini sebenarnya tidak jauh dengan tahapan persiapan media perawatan indukan. Baik sarana dan kelengkapan dari media pemijahan sama dengan media perawatan, begitupun air yang akan digunakan. Dalam persiapan media pemijahan ini kelengkapan penting yang belum disiapkan pada akurium  perwatan indukan yakni pengadaan substrat. Substrat tersebut bisa berupa paralon yang nantinya akan digunakan indukan untuk menempelkan telur-telur yang mereka pijahkan. Air dalam akuarium pemijahan sebaiknya terus di aerasi agar kebutuhan DO ( oksigen terlarut) dalam media pemijahan tercukupi.

Teknik pemijahan

Jenis ikan manfish ini memiliki karakter tersendiri dalam proses pemijahannya. Meski dimasalkan atau dicampurkan dalam satu media baik jenis jantan maupun betinanya, namun tidak kemudian lantas mereka secara acak melakukan perkawinan atau pemijahan. Ikan manfish ini tidak mudah dalam memilih pasangannya, kadang dari beberapa calon indukan yang dipasangkan cuma mendapat sepasang.

Oleh karenanya tehnik pemijahan memakai perbandingan pasangan 1:1 yakni satu jantan satu betina. Seperti telah dijelaskan dalam pembahasan pada point: b) penebaran indukan dibagian a.perawatan indukan imanfish, bahwa meski kedua jenis ditebar masal tetapi hanya yang ada beberapa pasang yang memisahkan diri. Dan pasangan yang memisahkan diri itulah yang bisa dipindah untuk dipijahkan.

Proses pemijahan

Biasanya proses berlangsungnya pemijahan yang dilakukan ikan manfish terjadi pada sore atau petang hari yaitu saat suasana sepi dan tenang. Sebelum memijah pasangan indukan akan berenang kelilingi tempat pemijahan, kedua indukan tersebut secara bergantian membersihkan substrat paralon dengan mulutnya.

Kemudian setelah berkeliling akhirnya induk betina mengeluarkan telurnya berangsur sedikit demi sedikit, lalu menempelkannya di permukaan substrat secara vertikal ke arah atas, dilanjutkan induk jantan yang membuahi yakni dengan menyemprotkan spermanya pada telur-telur yang menempel di permukaan substrat tersebut.

Jika proses pemijahan selesai kedua induk bergantian menjaga telur-telur tersebut dengan mengipas-ngipas siripnya sebagai upaya memberi tambahan oksigen pada telur - telurnya. Sehingga disinilah kembali ditegaskan bahwa sebaiknya pada media pemijahan ikan manfish penting untuk dilengkapi alat aerasi.

       III.            Penetasan telur ikan manfish

Dalam kegiatan penetasan ini ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh,anatara lain:

Persiapan media penetasan

Penetasan sebaiknya dilakukan secara terpisah pada akuarium tersendiri. Adapun kalau ingin berhemat kita dapat memanfaatkan media perawatan indukan yang telah kita kosong untuk dijadikan media penetasan. Ukuran akuarium perawatan 80 x 40 x 40 cm3 masih cukup ideal untuk dijadikan media penetasan. 

Air yang digunakan untuk media penetasan sebaiknya air baru, seperti biasa sebelum air dimasukan terlebih dahulu diendapkan dan juga di aerasi. Untuk mencegah terjadinya penjamuran pada telur, air yang dipersiapkan tersebut baiknya dicampuri methylene blue (obat biru) dengan dosis 0,02 ppm. Ideal ketinggian air dalam akuarium penetasan mencapai 15 cm.

Pemindahan telur pada substrat (Paralon)

Pemindahan telur yang menempel pada substrat dapat dilakukan ±17 jam setelah pemijahan. Proses pemindahan tersebut bisa dilakukan dengan menyerok subtrats paralon yang ditempeli telur-telur tersebut memakai baskom plastic. Langkah penyerokan dengan baskom tersebut dilakukan agar kondisi telur-telur yang menempel pada substrat tersebut tetap dalam keadaan terendam air saat proses pemindahan. Jika tidak dilakukan demikian maka telur bisa terkontaminasi udara yang menyebabkan kerusakan pada telur hingga tidak menetas meski telur tersebut telah dibuahi. 

Penetasan telur

Dalam proses penetasan telur tidak semua telur bisa menetas. Dari beberapa telur yang dihasilkan induk betina tidak semuanya berhasil dibuahi oleh induk jantan. Biasanya untuk telur yang dibuahi akan menetas sekitar 2 sampai 3 hari. Saat menetas larva tidak langsung bisa berenang keadaan mereka masih menempel pada paralon, baru setelah 2 sampai 3 hari larva-larva mampu melepaskan diri dan berenamg. 

Asupan makanan larva yang baru menetas berasal dari kuning telur yang masih melekat di tubuhnya. Selama 7-10 hari sebaiknya larva yang baru menetas tersebut tetap dipelihara di dalam akuarium penetasan telur saja, jangan dulu dipindah kedalam akuarium pemeliharaan benih , karena dengan kondisi fisik mereka yang masih lemah akan sangat beresiko jika harus beradaptasi dengan lingkungan baru mereka. 

Baik dulur semua, sekian dulu ulasan kali ini semoga bermanfaat. atas salah dan khilafnya penulis mohon maaf, terimakasih buat yang berkenan mampir, dan salam P R U P U S slalu....................

Comments

HITS POST

Mengenal ikan sepat hias jantan dan betina berikut cara membudidayakannya

Mengenal Ikan Channa

Benarkah ikan Guppy bisa sakit kembung?